Pengertian Valuasi Startup dan Memahami Proses Perhitungannya

Pengertian Valuasi Startup dan Memahami Proses Perhitungannya

Dewasa ini bisnis startup di Indonesia semakin menggeliat. Dampaknya, semakin banyak pula orang yang mulai tertarik mempelajari istilah-istilah di ranah startup, salah satunya adalah valuasi startup. Termasuk dengan bagaimana proses valuasi startup yang menarik untuk dibahas dan dipelajari.

Adapun valuasi startup itu sendiri sangat berkaitan erat dengan pendanaan dan investor. Maka tidak mengherankan jika nilai valuasi sebuah bisnis rintisan dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan founder dengan investor yang bersedia menggelontokan uang untuk saham valuasi.

Valuasi startup dapat dikukur dengan angka atau nominal, sehingga terdapat metode valuasi guna menghitung nilai sebuah perusahaan startup. Dari sisi investor, umumnya mereka memiliki standar prosedur internal dalam menghitung valuasi sebuah startup.

Misalnya saja kapabilitas pemiliknya, kinerja dan kondisi cash flow keuangan, produk dan layanan yang dipasarkan, transaksi user, manajemen di dalamnya, hingga potensi pengembangan dan keuntungan produk tersebut di masa mendatang.

Perkembangan dan pertumbuhan bisnis startup di tanah air sendiri sangat menarik serta mempunyai proses valuasi startup yang unik. Beberapa diantaranya memilih cara yang berbeda dalam menghitung valuasi.

Namun semua itu tidak akan bisa dilepaskan dari faktor besarnya modal atau investasi yang disuntikkan, jumlah investor, kekuatan dan potensi produk, serta kredibilitas pendiri startup itu sendiri dalam mengembangkan bisnisnya. Semua itu akan dapat mempengaruhi kepercayaan dan keyakinan investor untuk menanamkan modal kepada startup uang bersangkutan.

Pengertian Valuasi Startup

Valuasi startup dapat diartikan sebagai nilai ekonomi dari sebuah bisnis startup di mana memiliki potensi untuk semakin berkembang dan berkompetisi dalam untuk mengisi kekosongan di pasar.

Dalam sebuah kasus, misalnya terdapat bisnis startup yang memiliki valuasi senilai 3 triliun, maka pihak investor yang ingin mengakuisisi secara penuh harus memiliki uang dengan jumlah yang senilai dengannya.

Valuasi startup yang sudah didapatkan, umumnya akan dijadikan patokan guna menilai besarnya potensi bisnis startup di kemudian hari.

Untuk itulah, sangat penting bagi pendiri startup dalam menghitung valuasi saham bisnisnya agar besarnya saham yang akan diserahkan kepada investor dapat dibakukan. Selain itu, hal ini juga dapat dilakukan guna menentukan harga jual jika suatu hari nanti startup tersebut akan diakuisisi secara penuh oleh perusahaan lain, atau adanya rencanan menggabungkan diri (merger) dengan startup lainnya.

Metode Perhitungan Valuasi Startup

Dalam menghitung valuasi startup ada dua macam, yakni valuasi pre-money dan valuasi post-money. Yang dimaksud dengan valuasi pre-money adalah nilai ekonomi sebuah bisnis startup sebelum mendapatkan suntikan modal atau investasi dari investor.

Sedangkan valuasi post-money adalah nilai ekonomi suatu bisnis startup setelah mendapatkan modal atau gelontoran dana investasi dari investor. Jadi, perhitungan valuasi post-money sebuah startup dapat dilakukan dengan menjumlahkan valuasi pre-money dengan total investasi.

Sementara itu, metode perhitungan valuasi startup itu sendiri ada banyak ragamnya. Namun metode yang umum dipakai adalah Comparable Transaction Method. Di mana metode penghitunagn valuasi startup ini memakai beberapa metrik, seperti Gross Merchandise Value (GMV), total pendapatan, pendapatan bulanan hingga jumlah user aktif mingguan.

Selain berguna untuk meyakinkan investor dalam menyuntikkan modal atau investasi, valuasi juga bisa dipakai untuk menentukan langkah-langkah dan keputusan perusahaan dalam mengembangkan bisnis startup di masa depan.